Bangkitnya Kembali Property di Tahun 2016

Melemahnya rupiah di 2015 menyebabkan beberapa sektor terkena dampaknya. Termasuk juga sektor property. Banyak investor yang menahan niatnya untuk berinvestasi. Sehingga menyebabkan penjualan property oleh developer mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Di akhir 2015 rupiah kembali menguat. Hal ini kembali membangkitkan optimisme baik di pihak developer maupun investor.

Lalu bagaimanakah prediksi property di tahun 2016?

Menurut Indonesia Property Watch (IPW) kondisi industri properti tahun depan akan memasuki fase baru di mana harga akan mulai merangkak naik dari posisi tahun 2015 yang berada di titik terendah.

Survei harga properti residensial Bank Indonesia menunjukkan, hingga kuartal II 2015, pertumbuhan harga properti mencapai 5,95%, level terendah sejak kuartal 4 2012.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menilai level pertumbuhan harga dan penjualan properti tahun ini juga sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana diketahui, hingga kuartal II 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,7%, level terendah dalam enam tahun terakhir.

"2016 akan mulai fase baru, sesuai siklus 3-4 tahun, akan booming lagi di 2020," ujarnya kepada bisnis.com belum lama ini. Dia menambahkan, tahun depan kenaikan harga properti diprediksi mencapai 5%-10%.

Kenaikan harga menurut Ali akan dipicu oleh pembangunan infrastruktur. Dia mengakui, realisasi belanja infrastruktur memang tidak akan pesat, namun itu cukup untuk merangsang pergerakan harga properti.

Ali juga memprediksi, dalam lima tahun ke depan pergerakan harga properti akan lebih sehat karena akan mencerminkan harga real. Sementara itu, pergerakan harga dalam lima tahun terakhir menurut Ali tidak normal. "Banyak yang overvalue, harga normal itu perbedaan antara primer dan sekunder 5%-10%, di atas itu gak normal," katanya.